Demokrasi Mati : Mahasiswa dan Pelajar Akan Geruduk Gedung KPU dan Bawaslu

Pemilihan Umum (Pemilu) yang dilakukan pada 14 Februari 2024 telah di laksanakan, dan hal tersebut sampai saat ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih terus merekapitulasi suara yang masuk, Minggu (18/02/2024).

Hasil rekapitulasi suara yang sudah masuk di pimpin oleh pasangan Prabowo – Gibran dan memperoleh suara sebesar 57%, dan disusul oleh pasangan Anies – Muhaimin, selanjutnya Ganjar – Mahfud.

Tetapi, perjalanan Pemilu sebelum dilaksanakan sudah menghasilkan konflik-konflik yang merusak marwah demokrasi di Indonesia, seperti halnya meloloskan Gibran sebagai Calon Wakil Presiden, setelah itu Kode Etik atau peringatan keras terakhir KPU oleh DKPP.

Koordinator Lapangan Aliansi Mahasiswa dan Pelajar se-Tangerang Raya, Wedya mengatakan bahwa Demokrasi di Indonesia sudah ridak baik dan dalam keadaan sakit, karena banyaknya pelanggaran serta konstitusi yang di tabrak demi kemenangan sebuah golongan.

Bacaan Lainnya
logo

“Ditambah di loloskannya Gibran sebagai Cawapres, dan sebut sebagai anak haram konstitusi, ini adalah hal yang membuat cacat demokrasi, ditambah KPU Diberikan teguran keras dan Kode Etik oleh DKPP”, lanjut Wedya.

Selain mahasiswa yang sudah bersuara, banyak Universitas dan juga Guru Besar yang sudah bersuara tentang keadaan demokrasi di Indonesia saat ini dan dj anggap sakit, hal ini menjadi sebuah permasalahan yang segera di selesaikan.

“Kami selaku Aliansi Mahasiswa dan Pelajar se-Tangerang Raya mengajak seluruh elemen masyarakat, Mahasiswa, Pelajar, dan Buruh untuk mengkaji ulang perihal demojrasi saat ini, dan mengajak untuk turun aksi di Gedung KPU dan Bawaslu”, tegas Wedya.

Kejadian yang telah terjadi perlu di evaluasi oleh semua pihak khususnya KPU yang menjadi penyelenggara Pemilihan Umum dan Bawaslu sebagai pengawas jalannya Pemilu atau demokrasi yang sedang terjadi di Indonesia saat ini.

logo

Pos terkait

banner redaksi indonesia