Aliansi Taktis Mahasiswa Geruduk G20: Kamuflase G20, Petaka Bagi Indonesia

Redaksi Tangerang – Puluhan massa demonstransi yang tergabung dalam Aliansi Taktis Mahasiswa Geruduk G20 melakukan aksi demontrasi di depan kantor Kedubes Rusia dan Cina menyikapi perhelatan G20 di bali.(15/11/2022).

Puncak penyelenggaran G20 akan digelar pada tanggal 16-18 November 2022 di Bali. Indonesia sebagai penyelenggara presidensi G20 sudah mempersiapkan diri dan menggelontorkan APBN untuk menyambut negara-negara anggota G20.

“Sebagaimana kita ketahui, kondisi dunia pasca pandemi covid19 belum sepenuhnya pulih dan setiap negara didunia memfokuskan diri pada pemulihan kondisi sosial ekonomi bahkan politik. Ditambah lagi perang yang masih berlangsung antara Ukraina dan Rusia sebagai negara anggota G20 memperpanjang perang tersebut sampai ke perhelatan G20.”, tandas Yaser Koordinator Lapangan Aliansi Taktis Mahasiswa Geruduk G20.

Dari sini kita bisa memastikan Indonesia terseret dalam konflik global bahkan menjadi Medan tempur “battle field” antara negara anggota G20 yang mendukung Ukraina dengan yang mendukung Rusia. Pemerintah seharusnya berkaca dan mengambil sikap tegas untuk mengembalikan presidensi tersebut kepada negara anggota pengendali atau G7 bukan malah memaksakan diri untuk menyelenggarakan perhelatan G20 yang lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Tambahnya.

Bacaan Lainnya
logo

“Apalagi dari sisi kesiapan keamanan yang sama-sama kita ketahui Indonesia masih mengalami banyak persoalan dalam negeri (KKB di Papua, kisruh tragedi Kanjuruhan dan kematian masal gagal ginjal, aksi teror diistana presiden dan luar negeri hutang yang semakin bertambah ancaman siber dari bjorka.”, tegas salah satu orator aksi.

Yaser mengungkapkan bahwa situasi politik, sosial dan ekonomi global dari perang Rusia-Ukraina, sengketa laut China Selatan, sengketa pulau pasir antara indonesia dengan Australia,ketegangan semenanjung Korea dan konflik China dengan Taiwan, covid19 yang masih berlangsung, krisis pangan, perubahan iklim dan stabilitas harga energi Di Eropa dan Kenaikan harga minyak dunia.

Aliansi Taktis Mahasiswa Geruduk G20 pertanyakan manfaat Indonesia menjadi presidensi G20 yang hanya menghambur-hamburkan uang rakyat untuk menyambut aktor-aktor konflik dan bentuk penjajahan gaya baru secara ekonomi bagi dunia ketiga.

“Dari sisi historis sikap pemerintah berlawanan dengan founding father kita presiden “Soekarno” yang memposisikan diri sesuai dengan konstitusi pembukaan UUD 1945 dan berhasil membangun gerakan non-blok di Bandung pada tahun 1955 itulah makna sesungguhnya yang harus diperjuangkan bangsa dan negara Indonesia.”, tutup Yaser.

Berikut Pernyataan Sikap Aliansi Taktis Mahasiswa Geruduk G20:

1. Presidensi dan pergelaran KTT G20 di Bali tidak sejalan dengan konstitusi UUD 1945 dan Mencidrerai perjuangan pendiri Bangsa Presiden Soekarno yang membentuk Gerakan NonBlok.

2. Penyelenggaraan KTT G20 menjadikan Indonesia sebagai Medan tempur “battle field” konflik dunia.

3. Inklusifitas KTT G20  sebagai bentuk legitimasi penjajahan gaya baru (Neo Imperilism)dengan kedok ekonomi pada negara dunia ketiga.

4. Penyelenggaraan KTT G20 hanya menghambur-hamburkan uang rakyat ditengah krisis ekonomi pasca pandemi serta kanaikan BBM.

5. Meminta Negara peserta G20 untuk membubarkan diri dan menjaga kondusifitas dunia dari persoalan krisis pangan, energi, ekonomi, dan perubahan iklim serta tidak menjadi aktor utama ketegangan serta konflik global.

logo

Pos terkait

banner redaksi indonesia